Pernahkah kamu duduk diam dan bertanya pada diri sendiri, āKapan ya pertama kali aku datang ke tempat itu?ā Entah itu toko kecil yang kini jadi langganan, stasiun kereta tempat kamu selalu berangkat kerja, atau taman yang dulu terlihat sangat asingāmengingat kunjungan pertama ternyata tidak semudah yang dibayangkan.
Otak kita menyimpan banyak hal, tapi tidak semuanya menempel dengan jelas. Kita lebih mudah mengingat momen yang penuh emosi atau kejutan. Misalnya, jika saat itu kamu tersesat, bertemu orang baru, atau mengalami sesuatu yang menyentuhāpeluang untuk mengenangnya jauh lebih besar. Tapi kalau momen itu terjadi di sela rutinitas yang biasa dan tanpa kejadian spesial, memori bisa jadi kabur.
Yang menarik, ingatan itu tidak selalu hadir dalam bentuk tanggal atau jam yang pasti. Kadang, yang muncul lebih dahulu adalah suasanaālangit mendung, aroma makanan dari warung terdekat, suara radio yang diputar sopir taksi. Kita tidak mengingatnya seperti kalender, melainkan seperti potongan puzzle yang muncul perlahan.
Ada juga faktor usia dan kesadaran. Jika saat itu kita masih kecil atau tidak terlalu memperhatikan, kemungkinan besar ingatan soal waktu akan samar. Sebaliknya, jika kunjungan itu berhubungan dengan momen transisiāseperti pindah rumah, mulai kerja baru, atau bertemu seseorang yang pentingāmemori cenderung lebih jelas.
Pada akhirnya, mengingat kunjungan pertama ke suatu tempat bukan hanya tentang kemampuan otak, tapi juga tentang makna yang kita berikan. Tempat bisa menjadi titik tolak dari cerita kita, dan kadang butuh sedikit refleksi sebelum ingatan itu benar-benar muncul.
Eksplorasi konten lain dari Goonung
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan komentar