Apakah Sistem Poin di Sekolah SMP Bermanfaat untuk Anak Kita?

Apakah Sistem Poin di Sekolah SMP Bermanfaat untuk Anak Kita?


Beberapa sekolah tingkat SMP kini menerapkan sistem poin pelanggaran dan poin nilai tambah kepada siswa. Tujuannya sederhana: mendidik karakter, memperkuat disiplin, dan memberi penghargaan bagi perilaku positif. Tapi, sebagai orang tua, kita pun wajar bertanya — apakah sistem ini benar-benar efektif untuk anak kita?

Saya akan mencoba mengulasnya secara jujur dari dua sisi: kelebihan dan kekurangannya, agar kita sebagai orang tua bisa lebih bijak menanggapi.


✅ Kelebihan Sistem Poin

1. Anak Belajar Bertanggung Jawab

Dengan sistem poin, anak akan lebih peka bahwa setiap perbuatan ada konsekuensinya. Melanggar aturan akan mengurangi poin, sedangkan bersikap baik akan menambah poin. Ini membantu anak memahami konsep tanggung jawab secara nyata — tidak sekadar teori.

2. Mendorong Perilaku Positif Sehari-hari

Tidak semua anak menonjol di bidang akademik, tetapi sistem poin nilai tambah memberi ruang apresiasi bagi hal-hal kecil: membantu teman, aktif di kelas, menjaga kebersihan. Anak pun merasa dihargai karena sikapnya, bukan hanya nilainya.

3. Sistematis dan Terukur

Dengan poin yang jelas, guru dan siswa tahu batasnya. Pelanggaran ringan dan berat dibedakan, begitu juga penghargaan. Orang tua pun bisa memantau rekam jejak anak tanpa harus menunggu anak “kena masalah besar”.


❌ Kekurangan Sistem Poin

1. Bisa Terjebak di “Angka”

Kadang anak jadi sekadar mengejar poin — berperilaku baik hanya demi angka, bukan dari kesadaran diri. Dalam jangka panjang, ini bisa membuat anak bertindak “baik” hanya jika diawasi, bukan karena nilai moral yang ia yakini.

2. Tidak Semua Anak Cocok

Anak dengan kepribadian tertutup, berkebutuhan khusus, atau sedang dalam masa sulit mungkin butuh pendekatan yang lebih empatik. Sistem poin yang terlalu kaku bisa memperburuk keadaan jika tidak disertai bimbingan personal.

3. Risiko Stigma Sosial

Anak yang punya banyak poin pelanggaran bisa dilabeli “nakal”, sementara yang punya banyak poin plus dianggap “anak emas”. Ini bisa menimbulkan kecemburuan atau tekanan sosial di kalangan teman sebaya.


Jadi, Perlukah Kita Khawatir?

Tidak perlu khawatir — selama sekolah mengelola sistem ini secara adil dan manusiawi. Yang paling penting adalah bagaimana guru mendampingi prosesnya: bukan hanya menghitung poin, tapi juga mengajak anak memahami arti di balik tindakan.

Sebagai orang tua, kita juga bisa ikut berperan:

  • Jangan hanya fokus pada jumlah poin. Tanyakan bagaimana prosesnya.
  • Dukung anak yang sedang berusaha memperbaiki dirinya.
  • Bangun komunikasi dengan guru bila merasa ada yang tidak adil.

Penutup

Sistem poin di sekolah bisa jadi alat bantu yang baik — tapi tetap hanya alat, bukan tujuan akhir. Tujuan kita adalah mendidik anak jadi pribadi yang bertanggung jawab, jujur, dan berempati, bukan sekadar anak dengan skor baik.

Jadi, yuk kita dampingi anak-anak kita, bukan dengan marah ketika mereka melakukan kesalahan, tapi dengan kasih dan kepercayaan bahwa mereka bisa belajar dari setiap pengalaman.



Eksplorasi konten lain dari Goonung

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan komentar

Blog di WordPress.com.

Atas ↑