apakah jiwa ganda itu benar benar ada ?

Konsep “jiwa ganda” atau kepribadian ganda dalam konteks awam sering kali mengacu pada kondisi psikologis yang dikenal sebagai Gangguan Identitas Disosiatif (GID), atau dalam bahasa Inggris disebut Dissociative Identity Disorder (DID).


Apa Itu Gangguan Identitas Disosiatif (GID)?

GID adalah kondisi mental yang kompleks dan serius di mana seseorang memiliki dua atau lebih identitas atau “kepribadian” yang berbeda dan terpisah. Identitas-identitas ini memiliki pola perilaku, memori, dan cara berpikir yang unik, dan dapat mengambil alih kendali perilaku individu pada waktu yang berbeda. Setiap identitas sering disebut sebagai “alter”.

Ciri-ciri utama GID meliputi:

  • Keberadaan dua atau lebih identitas yang berbeda: Setiap identitas memiliki nama, sejarah pribadi, karakteristik, suara, dan bahkan usia yang berbeda.
  • Amnesia disosiatif: Penderita GID sering mengalami celah memori yang signifikan. Mereka mungkin tidak dapat mengingat informasi pribadi penting, peristiwa traumatis, atau bahkan kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh identitas lain.
  • Perubahan perilaku yang dramatis: Ketika satu identitas mengambil alih, perilaku, ekspresi wajah, dan bahkan bahasa tubuh individu dapat berubah secara drastis.
  • Distres atau gangguan fungsi: Gejala-gejala ini menyebabkan penderitaan yang signifikan atau mengganggu fungsi dalam kehidupan sosial, pekerjaan, atau area penting lainnya.

Apa Penyebabnya?

GID hampir selalu berkembang sebagai respons terhadap trauma masa kecil yang parah dan berulang, seperti pelecehan fisik, seksual, atau emosional yang ekstrem. Disosiasi (pemisahan dari kenyataan) adalah mekanisme pertahanan diri yang memungkinkan anak-anak untuk mengatasi rasa sakit dan ketakutan yang luar biasa dengan “melarikan diri” secara mental dari situasi tersebut.

Ketika anak-anak berulang kali mengalami trauma yang tidak dapat mereka proses, mereka mungkin mulai mengembangkan identitas-identitas terpisah sebagai cara untuk mengisolasi memori dan emosi yang menyakitkan.


Apakah Ini “Jiwa Ganda” dalam Arti Spiritual?

Penting untuk membedakan GID dari konsep spiritual atau filosofis “jiwa ganda” atau “roh yang merasuki.” GID adalah gangguan mental yang diakui secara klinis dan dapat diobati melalui psikoterapi jangka panjang. Ini bukan tentang jiwa yang terbelah dua dalam arti metafisik, melainkan tentang fragmentasi identitas seseorang sebagai respons terhadap trauma psikologis.

Dalam budaya populer, GID sering digambarkan secara dramatis dan kadang tidak akurat (misalnya, dalam film Split). Realitas GID jauh lebih kompleks dan seringkali lebih menyedihkan bagi penderitanya.

Jadi, ya, dalam konteks psikologi, kondisi yang disebut “jiwa ganda” itu ada dan dikenal sebagai Gangguan Identitas Disosiatif. Ini adalah kondisi serius yang membutuhkan diagnosis dan penanganan profesional.

ada kasus-kasus pembunuhan di Amerika Serikat yang pelakunya didiagnosis memiliki Gangguan Identitas Disosiatif (DID), dan beberapa di antaranya memiliki lebih dari dua “alter” atau kepribadian.

Kasus yang paling terkenal dan sering menjadi rujukan adalah Billy Milligan.

Billy Milligan

  • Kasus: Pada akhir 1970-an, Billy Milligan ditangkap atas serangkaian kejahatan di Ohio, termasuk penculikan, perampokan, dan pemerkosaan.
  • Diagnosis: Dia menjadi orang pertama di Amerika Serikat yang dibebaskan dari kejahatan serius karena alasan gangguan identitas disosiatif (DID). Dia didiagnosis memiliki 24 kepribadian berbeda yang mengambil alih dirinya pada waktu-waktu tertentu, termasuk beberapa yang diduga bertanggung jawab atas kejahatan tersebut (seperti Ragen Vadascovin, yang bertanggung jawab atas kejahatan kekerasan, dan Adalana, seorang lesbian yang bertanggung jawab atas pemerkosaan).
  • Dampak: Kasusnya sangat kontroversial dan memicu perdebatan sengit di komunitas hukum dan psikiatri. Kisahnya didokumentasikan dalam buku terkenal “The Minds of Billy Milligan” oleh Daniel Keyes dan diadaptasi ke dalam film dan serial, termasuk “The Crowded Room” yang dibintangi Leonardo DiCaprio (meskipun belum rilis, proyek ini sudah lama direncanakan).

Kasus lain yang juga sering disebut (meskipun mungkin dengan jumlah alter yang lebih sedikit dari Billy Milligan):

  • Juanita Maxwell: Seorang wanita yang didakwa atas pembunuhan pada tahun 1979. Dia mengaku memiliki beberapa kepribadian (disebutkan 6), dengan salah satunya, “Wanda Weston,” yang diduga melakukan pembunuhan. Dia dirawat di rumah sakit jiwa.

Penting untuk dicatat bahwa diagnosis DID dalam kasus kriminal seringkali menjadi subjek perdebatan dan pengawasan ketat, karena dapat digunakan sebagai pembelaan dalam persidangan. Namun, kasus Billy Milligan tetap menjadi salah satu contoh paling menonjol dari pelaku kejahatan serius di Amerika Serikat yang didiagnosis dengan DID dan memiliki lebih dari dua identitas.

bagaimana cara mengenali ciri ciri orang yang memiliki kepribadian ganda atau lebih ?

Mengenali ciri-ciri orang yang memiliki Gangguan Identitas Disosiatif (DID), atau yang awam disebut “kepribadian ganda,” bisa jadi tantangan karena kondisi ini sangat kompleks dan seringkali penderitanya sendiri tidak menyadari sepenuhnya apa yang terjadi. Diagnosis resmi hanya bisa ditegakkan oleh profesional kesehatan mental (psikiater atau psikolog).

Namun, ada beberapa pola atau gejala yang sering diamati pada orang dengan DID. Penting untuk diingat bahwa gejala ini bisa bervariasi dan mungkin juga merupakan indikasi kondisi lain.


Gejala Kunci Gangguan Identitas Disosiatif (DID)

  1. Keberadaan Identitas yang Berbeda (Alter):
    • Ini adalah ciri paling khas. Individu menunjukkan dua atau lebih identitas yang berbeda dan terpisah (disebut “alter” atau “kepribadian”). Setiap alter bisa memiliki nama, usia, jenis kelamin, ras, perilaku, cara bicara, minat, selera, bahkan riwayat memori yang berbeda.
    • “Switching”: Perubahan mendadak dari satu identitas ke identitas lain. Ini bisa dipicu oleh stres, trauma, atau bahkan hal-hal sepele. Selama “switching,” individu bisa terlihat tiba-tiba berubah ekspresi wajah, postur tubuh, nada suara, atau gaya bicara.
    • Ketika satu alter mengambil alih, alter yang lain mungkin tidak sadar atau tidak dapat mengingat apa yang terjadi.
  2. Amnesia Disosiatif:
    • Ini adalah gejala yang sangat umum dan signifikan. Penderita mengalami celah memori yang tidak biasa, bukan lupa biasa seperti lupa kunci. Mereka mungkin:
      • Tidak mengingat peristiwa penting dalam hidup mereka (tanggal lahir, pernikahan, dll.).
      • Tidak ingat pernah melakukan aktivitas tertentu (misalnya, tiba-tiba menemukan tulisan tangan yang bukan miliknya, barang yang dibeli tanpa ingat membeli, atau berada di tempat yang tidak dikenalnya).
      • Tidak mengingat informasi pribadi penting tentang diri mereka sendiri.
      • Kehilangan “kesadaran waktu,” di mana mereka merasa beberapa jam atau hari telah berlalu tanpa mereka sadari apa yang terjadi.
  3. Depersonalisasi dan Derealisasi:
    • Depersonalisasi: Perasaan terpisah dari diri sendiri. Individu mungkin merasa seolah-olah mereka adalah pengamat dari luar tubuh mereka sendiri, menyaksikan tindakan, pikiran, dan perasaan mereka dari kejauhan. Mereka mungkin merasa tidak nyata atau asing dengan tubuh mereka sendiri.
    • Derealisasi: Perasaan bahwa lingkungan di sekitar tidak nyata atau asing. Dunia di sekitar mereka mungkin tampak kabur, seperti mimpi, atau terdistorsi.
  4. Perubahan Perilaku dan Kemampuan yang Tidak Konsisten:
    • Individu bisa menunjukkan keterampilan, kebiasaan, atau preferensi yang berbeda secara drastis tergantung pada alter mana yang sedang aktif. Misalnya, tiba-tiba bisa berbicara bahasa asing yang tidak pernah dipelajari oleh kepribadian inti, atau memiliki kemampuan artistik yang sebelumnya tidak ada.
    • Perubahan selera makan, gaya berpakaian, atau bahkan orientasi seksual yang drastis.
    • Terkadang melakukan tindakan yang “di luar karakter” mereka yang biasa, dan kemudian tidak mengingatnya atau menyangkal telah melakukannya.
  5. Distress Signifikan dan Gangguan Fungsi:
    • Gejala-gejala ini menyebabkan penderitaan yang parah (distress) dan mengganggu kemampuan individu untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari (pekerjaan, sekolah, hubungan sosial).
    • Seringkali disertai dengan gejala kesehatan mental lainnya, seperti:
      • Depresi berat
      • Kecemasan dan serangan panik
      • Perubahan suasana hati yang ekstrem (mood swings)
      • Pikiran untuk menyakiti diri sendiri (self-harm) atau bunuh diri
      • Halusinasi (mendengar suara-suara di kepala, melihat hal-hal yang tidak ada, yang bisa merupakan interaksi antar alter)
      • Gangguan tidur (insomnia, mimpi buruk, sleepwalking)
      • Penyalahgunaan zat (alkohol/narkoba) sebagai upaya mengatasi gejala.

Penting untuk Diingat Ketika Mengamati Seseorang:

  • Tidak ada “Satu Tanda Pasti”: DID adalah kondisi yang sangat kompleks. Jangan berasumsi seseorang memiliki DID hanya berdasarkan satu atau dua gejala. Perubahan mood biasa atau lupa sesekali bukanlah DID.
  • Perubahan yang Drastis dan Berulang: Perhatikan pola perubahan yang drastis dan berulang dalam perilaku, memori, dan identitas yang tidak dapat dijelaskan oleh kondisi lain (misalnya, efek obat-obatan, kondisi medis, atau budaya/agama).
  • Orang Terdekat Sering Menyadari: Penderita DID seringkali tidak sepenuhnya menyadari semua “alter” atau switching yang terjadi. Justru orang-orang terdekat merekalah yang paling sering memperhatikan perubahan drastis ini.
  • Kebutuhan Profesional: Jika Anda mencurigai seseorang (termasuk diri sendiri) memiliki DID, sangat penting untuk segera mencari bantuan profesional dari psikiater atau psikolog yang berpengalaman dalam menangani gangguan disosiatif. Diagnosis dan pengobatan dini sangat krusial.

Mengenali DID bukan hanya tentang mengidentifikasi “kepribadian ganda,” tetapi memahami keseluruhan spektrum gejala disosiasi dan dampaknya pada kehidupan seseorang.


Eksplorasi konten lain dari Goonung

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan komentar

Blog di WordPress.com.

Atas ↑