Sangat wajar jika kamu ingin menghindari rasa pusing atau sakit kepala saat orang lain marah. Ini adalah respons alami tubuh untuk melindungi diri dari stres. Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi dampak negatif dari situasi tersebut:
1. Menjaga Jarak Emosional
- Sadari bahwa itu bukan tentang kamu: Seringkali, kemarahan seseorang lebih tentang masalah internal mereka daripada tentang dirimu secara pribadi. Mencoba melihat kemarahan mereka sebagai “milik” mereka bisa membantu menjaga jarak emosional.
- Jangan masukkan ke hati: Pahami bahwa kamu tidak bertanggung jawab atas emosi orang lain. Kamu bisa memilih untuk tidak membiarkan kemarahan mereka memengaruhimu secara pribadi.
- Fokus pada solusi, bukan emosi: Jika memungkinkan, coba alihkan fokus dari emosi yang meledak-ledak ke mencari solusi masalah. Ini bisa mengubah dinamika percakapan.
2. Teknik Pengelolaan Diri
- Tarik napas dalam-dalam: Saat kamu merasakan tekanan atau emosi negatif, tarik napas dalam-dalam dan hembuskan perlahan. Ini bisa menenangkan sistem saraf dan membantumu tetap tenang.
- Visualisasi: Bayangkan dirimu dikelilingi oleh semacam “perisai” pelindung yang menghalangi energi negatif. Ini bisa membantu secara psikologis.
- Alihkan perhatian: Jika situasinya memungkinkan dan tidak melanggar etika, coba alihkan fokusmu pada hal lain secara mental, misalnya memikirkan hal-hal yang menenangkan atau menyenangkan.
3. Komunikasi yang Efektif (Jika Memungkinkan)
- Tetapkan batasan: Jika seseorang terus-menerus melampiaskan kemarahan padamu, kamu berhak menetapkan batasan. Misalnya, katakan, “Saya memahami Anda marah, tapi saya tidak bisa melanjutkan percakapan ini jika Anda terus berteriak.”
- Minta waktu sejenak: Jika intensitas kemarahan terlalu tinggi, kamu bisa meminta waktu untuk menenangkan diri dan melanjutkan percakapan nanti. “Bisakah kita bicara lagi nanti saat kita berdua lebih tenang?”
- Gunakan pernyataan “Saya”: Daripada menyalahkan, ungkapkan perasaanmu sendiri. Contoh: “Saya merasa tidak nyaman ketika suara Anda meninggi,” daripada “Anda selalu marah-marah.”
4. Prioritaskan Kesehatan Mentalmu
- Luangkan waktu untuk dirimu sendiri: Setelah menghadapi situasi yang membuat stres, berikan dirimu waktu untuk rileks dan melakukan hal-hal yang kamu nikmati.
- Cari dukungan: Berbicara dengan teman, keluarga, atau profesional yang kamu percayai bisa sangat membantu dalam memproses emosi dan pengalamanmu.
- Pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional: Jika kamu merasa seringkali kewalahan atau kesulitan mengelola respons terhadap kemarahan orang lain, seorang terapis atau konselor bisa memberikan strategi dan dukungan yang lebih mendalam.
Ingat, melindungi diri dari emosi negatif orang lain adalah tindakan merawat diri yang penting.
Eksplorasi konten lain dari Goonung
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan komentar