Banyak yang bilang, “Long distance relationship (LDR) itu ujian terberat.” Pengalamanmu melihat teman-teman yang putus setelah akhirnya bertemu lagi itu sebenarnya cukup umum. Ada beberapa alasan kenapa hal ini sering terjadi:
Ekspektasi vs. Realita
Saat pacaran jarak jauh, komunikasi seringkali terfokus pada hal-hal baik dan impian masa depan. Kalian mungkin banyak berfantasi tentang betapa indahnya kalau sudah bisa bertemu setiap hari. Tapi, saat akhirnya ketemu lagi, realita kehidupan sehari-hari itu bisa berbeda jauh dari ekspektasi. Rutinitas, kebiasaan kecil, atau bahkan perbedaan cara pandang yang tidak terlalu terlihat saat LDR, bisa jadi pemicu masalah saat sudah berdekatan.
Kurangnya Penyesuaian
LDR membentuk pola hubungan yang unik. Kalian terbiasa dengan komunikasi lewat chat, telepon, atau video call. Saat bertemu lagi, kalian harus menyesuaikan diri dengan interaksi fisik dan kehadiran yang konstan. Ini bisa jadi tantangan, terutama bagi yang belum terbiasa menghabiskan waktu bersama dalam durasi yang lama. Ada yang merasa canggung, ada yang merasa kurang “ruang pribadi,” dan lain sebagainya.
Perubahan Pribadi
Selama terpisah, setiap individu pasti mengalami pertumbuhan dan perubahan. Lingkungan baru, teman-teman baru, atau pengalaman baru bisa membentuk kepribadian seseorang. Nah, saat bertemu lagi, mungkin saja ada perubahan yang tidak disadari oleh pasangan. Hal-hal kecil yang dulu disukai mungkin tidak lagi, atau ada kebiasaan baru yang muncul. Jika tidak ada komunikasi yang jujur dan penerimaan terhadap perubahan ini, perpisahan bisa jadi pilihan.
Tantangan Komunikasi
Meskipun saat LDR komunikasi mungkin intens, jenis komunikasinya berbeda. Saat bertemu langsung, komunikasi non-verbal (bahasa tubuh, ekspresi wajah) jadi sangat penting. Hal-hal yang dulu bisa diselesaikan dengan chat atau telepon, mungkin butuh pendekatan yang berbeda saat bertemu langsung. Jika komunikasi langsung tidak seefektif saat LDR, kesalahpahaman bisa muncul.
Tekanan dari Lingkungan
Kadang, saat sudah bertemu kembali, ada tekanan dari lingkungan sekitar (teman, keluarga) yang mempertanyakan hubungan kalian. Mereka mungkin punya ekspektasi atau pandangan sendiri tentang bagaimana sebuah hubungan seharusnya berjalan. Tekanan ini, ditambah dengan dinamika hubungan yang baru, bisa menambah beban.
Kurangnya Pondasi yang Kuat
LDR yang berhasil biasanya punya pondasi kepercayaan, komitmen, dan komunikasi yang sangat kuat. Jika pondasi ini kurang solid, tantangan saat bertemu kembali bisa jadi terlalu berat. Artinya, LDR memang bisa menguji seberapa kuat cinta dan komitmen yang sebenarnya ada.
Jadi, pengalaman teman-temanmu itu bukan hal aneh. LDR memang membutuhkan usaha ekstra, dan fase setelah bertemu kembali adalah ujian yang sebenarnya. Apakah kamu pernah mengalami hal serupa atau punya pandangan lain tentang ini?
Eksplorasi konten lain dari Goonung
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan komentar