Kata “cincai” berasal dari bahasa Hokkien (salah satu dialek bahasa Tionghoa) yaitu 凊彩 (chhìn-chhái).
Dalam bahasa Hokkien, “chhìn-chhái” memiliki arti:
- Terserah Anda
- Apa pun
- Sembarang
- Kasual
- Tidak terlalu dipikirkan
Kata ini kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Melayu, mempertahankan makna fleksibel, mudah diatur, atau tidak terlalu mempermasalahkan sesuatu.
Selain “cincai”, ada banyak kata lain dari bahasa Hokkien yang sering kita dengar dan gunakan sehari-hari di masyarakat Indonesia, terutama di kalangan peranakan Tionghoa dan kemudian meluas ke masyarakat umum. Beberapa di antaranya adalah:
- Banci (半子 – bàn-chú): Dulunya sering digunakan untuk menyebut waria atau transgender. Meskipun penggunaannya sekarang dianggap kurang sopan oleh sebagian orang, kata ini masih kadang terdengar.
- Bakmi (肉麵 – bah-mī): Merujuk pada mie daging.
- Bakpao (肉包 – bah-pau): Roti kukus berisi daging.
- Bihun (米粉 – bí-hún): Sejenis mie tipis yang terbuat dari tepung beras.
- Capcai (雜菜 – chap-chhài): Masakan tumis berbagai macam sayuran.
- Gocap (五搭 – gō͘-tah): Lima puluh (dalam konteks uang).
- Gopek (五百 – gō͘-pah): Lima ratus (dalam konteks uang).
- Hoki (好氣 – hó-khì): Keberuntungan.
- Kacang (腳倉 – kha-chng): Meskipun ada beberapa teori lain, salah satu kemungkinan asal kata “kacang” adalah dari bahasa Hokkien yang merujuk pada biji-bijian.
- Koko (阿兄 – a-hiann): Panggilan untuk kakak laki-laki.
- Lumpia (潤餅 – jūn-piáⁿ): Sejenis makanan ringan berupa kulit tipis berisi sayuran atau rebung.
- Mie (麵 – mī): Kata umum untuk berbagai jenis mie.
- Popia (薄餅 – po̍h-piáⁿ): Mirip lumpia, terkadang tanpa digoreng.
- Sincia (新正 – sin-chèng): Tahun Baru Imlek.
- Soto (juga diperkirakan dari Hokkien): Meskipun etimologinyaComplex, ada yang berpendapat berasal dari “chau to” (草肚 – tsháu-tō͘) yang merujuk pada jeroan berkuah.
- Tahu (豆腐 – tāu-hū): Makanan yang terbuat dari kedelai yang difermentasi.
- Tauke (頭家 – thâu-ke): Bos atau pemilik toko.
Ini hanya beberapa contoh, dan masih banyak lagi kata-kata lain dari bahasa Hokkien yang telah memperkaya kosakata bahasa Indonesia sehari-hari. Fenomena ini menunjukkan betapa eratnya interaksi budaya dan bahasa antara masyarakat Tionghoa peranakan dengan masyarakat Indonesia secara luas.
Eksplorasi konten lain dari Goonung
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
