Anak Menolak Perintah Orang Tua: Tanda Kurang Ajar atau Belajar Negosiasi?

Pernah nggak sih, kita sebagai orang tua sudah ngomong panjang lebar, ngasih perintah atau ajakan baik-baik… eh, anak malah jawab, “nggak mau”, “nanti aja”, atau bahkan langsung diam dan pergi?

Kalau iya, tenang. Kamu nggak sendiri.

Tapi di momen seperti ini, biasanya ada dua reaksi:

  • Yang pertama: langsung marah biar anak “nurut”.
  • Yang kedua: ditahan dulu emosinya, lalu diajak ngomong baik-baik.

Nah, sebenarnya yang paling sehat itu yang mana, ya?


🤔 Saat Anak Menolak, Apa Sih Artinya?

Banyak orang tua mikir, kalau anak nolak berarti mereka melawan atau kurang ajar. Padahal, belum tentu lho. Kadang itu justru tanda kalau anak kita:

  • Lagi belajar berpendapat.
  • Punya perasaan atau alasan sendiri yang ingin disampaikan.
  • Nggak asal nurut, tapi berpikir kritis.

Kalau dari kecil kita larang anak ngomong “tidak”, bisa-bisa nanti mereka tumbuh jadi orang yang takut ngomong, takut beda pendapat, bahkan gampang dimanfaatkan orang.


💡 Anak Bukan Robot, Mereka Punya Suara

Coba bayangin kalau kamu di tempat kerja disuruh bos terus-menerus, tanpa dijelasin alasannya. Nggak bisa bilang “tidak”. Lama-lama pasti capek juga, kan?

Begitu juga anak.

Ketika mereka menolak dengan alasan:

“Aku masih ngerjain tugas, nanti aja ya?”
atau
“Aku takut, boleh bareng aja?”

Itu bukan pembangkangan. Itu adalah bentuk komunikasi.


🔄 Marah vs. Komunikasi

Yup, ini dua jalur berbeda yang hasilnya juga beda banget.

Kalau langsung dimarahi:

  • Anak mungkin nurut… tapi karena takut, bukan karena mengerti.
  • Mereka bisa jadi trauma buat jujur.
  • Bisa-bisa tumbuh jadi orang yang “iya iya” doang tapi di dalamnya ngedumel.

Tapi kalau diajak bicara:

  • Mereka belajar ngomong dengan sopan.
  • Belajar menjelaskan alasan mereka.
  • Merasa dihargai, bukan cuma diperintah.

💼 Ngomongin Negosiasi, Ini Relevan Banget Buat Orang Tua Pedagang

Sebagai pedagang, kita terbiasa:

  • Ditawar pelanggan.
  • Nawar barang ke supplier.
  • Mikirin harga pas yang dua-duanya untung.

Nah, bayangin kalau anak kita juga belajar hal yang sama sejak kecil.

Ketika mereka menolak, tapi bisa kasih alasan logis dan sopan, itu artinya mereka sedang latihan negosiasi.

“Aku nggak bisa sekarang, gimana kalau jam 4 nanti?”

Tuh kan, kayak pembeli yang nawar dengan gaya halus tapi cerdas 😄


🧭 Zaman Sudah Berubah, Pola Asuh Juga Perlu Menyesuaikan

Kita semua dibesarkan dalam budaya “anak nurut = anak baik”. Tapi di dunia sekarang, kemampuan komunikasi dan berpikir mandiri lebih dibutuhkan daripada sekadar patuh.

Kalau anak bisa:

  • Menolak dengan sopan,
  • Menyampaikan alasan,
  • Mencari jalan tengah,

maka itu bukan masalah. Justru mereka sedang latihan jadi manusia dewasa yang bisa survive di dunia nyata.


✅ Jadi Gimana Baiknya?

  1. Dengar dulu alasannya.
    Kadang mereka menolak bukan karena bandel, tapi ada yang belum mereka pahami atau rasakan.
  2. Ajari cara menolak dengan sopan.
    Ini penting banget buat bekal masa depan.
  3. Bangun komunikasi dua arah.
    Anak bukan anak kecil selamanya. Mereka akan jadi rekan berpikir dan rekan hidup juga buat kita.

✍️ Penutup: Belajar Bareng, Bukan Sekadar Nurut

Yuk, kita ubah cara pandang kita. Penolakan dari anak nggak selalu buruk. Kadang itu adalah momen emas untuk belajar — baik untuk mereka, maupun untuk kita sebagai orang tua.

Kalau anak berani bilang “tidak” dengan cara yang baik, berarti mereka sedang belajar cara bicara, negosiasi, dan mempertahankan pendapat — skill penting untuk masa depan.

Mari kita jadi orang tua yang nggak cuma didengar, tapi juga mau mendengar. Karena anak yang merasa dihargai, akan tumbuh jadi pribadi yang tahu cara menghargai juga ❤️


Eksplorasi konten lain dari Goonung

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan komentar

Blog di WordPress.com.

Atas ↑