Pernah nggak sih, kita sebagai orang tua merasa capek banget menghadapi tingkah anak yang aneh-aneh?
Nanya terus, coret-coret tembok, suka ngambek, atau malah terlalu pengen ngelakuin semuanya sendiri?
Awalnya kita pikir, “Aduh, ini anak kok susah banget diatur.”
Tapi kalau kita lihat lebih dalam, bisa jadi perilaku itu adalah bentuk perkembangan penting yang sedang tumbuh.
Yuk kita bongkar satu per satu.
🧠 1. Anak Banyak Tanya = Otaknya Sedang Menyala!
“Kenapa harus mandi?”
“Kenapa bulan ngikutin mobil?”
“Kenapa nggak boleh main hujan?”
Mungkin bikin pusing. Tapi ini tanda anak:
- Sedang belajar berpikir kritis.
- Punya rasa ingin tahu besar — pondasi dari sains, logika, dan kreativitas.
📌 Anak yang suka tanya-tanya = anak yang otaknya aktif dan suka eksplorasi.
✅ Coba katakan:
“Wah, itu pertanyaan bagus banget. Kita cari tahu bareng-bareng yuk.”
🎨 2. Coret-Coret Tembok = Bakat Visual Sedang Berkembang
Memang sih, melihat dinding jadi kanvas rasanya nyesek.
Tapi itu juga berarti:
- Anak sedang mengembangkan ekspresi diri.
- Melatih koordinasi tangan-mata.
📌 Jangan langsung marah. Arahkan ke media yang benar, siapa tahu tumbuh jadi desainer, ilustrator, atau arsitek!
✅ Coba katakan:
“Kamu suka gambar ya? Yuk, Mama kasih kertas besar atau papan tulis.”
😶 3. Ngambek atau Diam = Belajar Mengenali Emosi
Anak tiba-tiba diem, manyun, atau menjauh setelah dilarang sesuatu?
Itu tanda:
- Mereka sedang belajar mengenali dan memproses emosinya.
- Mungkin belum bisa ngomong “Aku kecewa”, tapi ngambek adalah caranya bicara.
📌 Bantu anak mengenali perasaannya: “Kamu marah ya? Sedih?” → ini langkah awal kecerdasan emosional.
✅ Coba katakan:
“Mama lihat kamu diam aja. Kalau kamu siap cerita, Mama ada di sini ya.”
⏳ 4. Lambat Bertindak = Anak yang Pikir Panjang
“Cepat dong, ayo!”
Tapi anak cuma diem, lama mikir, lalu ragu-ragu…
Bisa jadi:
- Anak termasuk tipe overthinker atau perfeksionis.
- Ia butuh waktu memikirkan kemungkinan sebelum bertindak.
📌 Daripada memaksa cepat, lebih baik dampingi dan beri ruang berpikir.
✅ Coba katakan:
“Nggak apa-apa pelan, Mama tahu kamu lagi mikir. Kalau kamu bingung, kita pikir bareng ya.”
🤹 5. Suka Meniru = Proses Belajar Sosial
Anak suka menirukan kata-kata, gerakan, gaya ngomong?
Jangan buru-buru malu, itu justru:
- Proses pengamatan dan pembentukan identitas.
- Anak sedang menyerap dunia di sekitarnya.
📌 Hati-hati, karena anak belajar bukan dari apa yang kita bilang, tapi dari apa yang kita lakukan.
✅ Coba katakan:
“Mama senang kamu bisa meniru hal baik ya. Kita pilih tiru yang bagus-bagus aja yuk.”
🙅♀️ 6. Mau Semua Sendiri = Tanda Kemandirian
“Aku bisa sendiri!”
“Jangan bantuin!”
Ini memang bikin proses jadi lama. Tapi:
- Anak sedang belajar percaya pada kemampuannya sendiri.
- Ini awal dari rasa percaya diri dan otonomi.
📌 Latih kesabaran kita, karena hasilnya adalah anak yang nggak manja dan tahan banting.
✅ Coba katakan:
“Kamu pengen coba sendiri ya, hebat. Mama tunggu ya, pelan-pelan nggak apa-apa.”
🧑🤝🧑 7. Ribut Sama Teman = Latihan Sosial
Anak beda pendapat, rebutan mainan, atau berantem kecil?
Itu bukan tanda mereka nakal, tapi:
- Mereka sedang belajar bernegosiasi, berbagi, dan menyelesaikan konflik.
📌 Bantu mereka cari solusi, bukan langsung melarang bertengkar.
✅ Coba katakan:
“Kamu marah karena dia ambil mainan ya? Gimana kalau kamu bilang perasaanmu ke dia? Yuk cari jalan tengahnya bareng.”
🧠 8. Ngobrol Sendiri atau Berimajinasi = Otak Kreatif
Anak bicara sendiri saat main boneka atau menyusun cerita aneh?
Sebenarnya:
- Mereka sedang mengembangkan otak kanan dan daya khayal.
- Ini proses yang penting untuk storytelling, problem-solving, dan empati.
📌 Dunia imajinasi adalah dunia belajar yang paling alami untuk anak.
✅ Coba katakan:
“Ceritanya seru ya! Kamu mau gambar atau tulis ceritanya bareng Mama?”
💬 Inti Komunikasi dengan Anak:
- Pakai kalimat positif, bukan menyalahkan.
- Gantilah perintah dengan ajakan.
- Pahami bahwa mereka belum bisa mengungkapkan semua secara sempurna, jadi kita bantu mereka menamai emosi dan ide mereka.
✨ Penutup: Anak Kita Sedang Belajar, Bukan Menguji Kesabaran Kita
Setiap perilaku yang terlihat “mengganggu” bisa jadi adalah cikal bakal kemampuan hebat di masa depan.
Tugas kita sebagai orang tua adalah:
- Mengamati dengan hati terbuka.
- Mengarahkan, bukan memadamkan.
- Memberi ruang untuk tumbuh, bukan menghakimi terlalu cepat.
Mari kita ganti kata “nakal” menjadi “sedang belajar”.
Karena di balik tingkah polos anak, ada proses luar biasa yang sedang berjalan.
Eksplorasi konten lain dari Goonung
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan komentar